Informasi dan Aktivitas Kader Kesehatan SOS RUCI Rutan Klas 1 Cipinang, Jakarta

Kegiatan

SOS-RUCI, Perlu Strategi Khusus dalam Survey Batuk

Adanya kerjasama antara Community TB Care 'Aisyiyah dengan Rutan Klas I Cipinang dalam hal penanggulangan penyakit TB – khususnya untuk warga binaan di lingkungan Rutan Klas I Cipinang – membawa konsekuensi pada pola kerja relawan kesehatan SOS-RUCI, khususnya kegiatan survey batuk. Dalam aktivitas harian, biasanya survey batuk menjadi satu bagian dengan kegiatan observasi blok, sore ataupun malam hari. Tetapi, sejak pencanangan kerjasama, survey batuk menjadi bagian tersendiri yang dilakukan dalam 2 kesempatan per hari, yaitu pagi dan malam hari.


Survey batuk adalah aktivitas yang bertujuan untuk menemukan warga binaan yang diduga dan ada indikasi terkena penyakit TB, dengan gejala-gejala seperti: batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, batuk bercampur darah, susah nafas dan nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, demam meriang lebih dari satu bulan, dan/atau berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik. Kalau dari hasil survey batuk – dilakukan wawancara dengan mengisi formulir survey – menunjukkan seorang warga binaan tersebut ada indikasi gejala TB (suspect), maka akan dilakukan tindakan lebih lanjut, yaitu pengambilan sampel dahak untuk diperiksa lebih lanjut.

Tidak mudah untuk menemukan warga binaan yang dengan sukarela mau memberikan keterangan apa adanya. Meski tanda-tanda fisik sudah ada dan mengarah pada gejala umum penyakit TB, tetapi sebagian warga binaan kadang enggan mengakui, karena takut penyakitnya diketahui dan akan dilakukan pengobatan yang memakan waktu lama dan berbelit. Untuk meluruskan pemahaman yang salah tersebut, biasanya anggota relawan SOS-RUCI punya strategi tersendiri untuk mengorek keterangan dari warga binaan. Selain dengan pendekatan persuasif, relawan SOS-RUCI juga dibekali brosur-brosur dan leaflet praktis untuk menjelaskan pada warga binaan yang mempunyai gejala TB.

Seperti yang dilakukan oleh Regu A – ada 3 regu di Tim relawan SOS-RUCI, yang piket berdasarkan sift – dalam setiap piket blok. Yaitu, “Sebelum turun ke blok, kami sempatkan untuk briefing membahas hal-hal dan temuan di piket sebelumnya. Kami cari strategi untuk mengatasi hambatan yang ada, sehingga saat turun ke blok untuk melakukan survey batuk, setiap anggota regu sudah siap untuk berhadapan dengan warga binaan yang akan disurvey,” jelas Heri Hermawan, Komandan Regu (Danru) A SOS-RUCI. “Sekarang kami lebih pro-aktif dan menetapkan target minimal menemukan 5 sampai 10 warga binaan yang terduga TB setiap malamnya,” lanjut Heri, yang mempunyai 5 anggota di regunya.

Meski sudah ditemukan warga binaan yang terduga TB, nyatanya kendala masih belum selesai. Seperti dipaparkan M. Ali Sadikin, anggota Regu A SOS-RUCI misalnya, “Saat akan diambil dahak, ada saja alasan warga binaan menolak diajak ke poliklinik. Ada yang malas-malasan, ada yang masih tidur saat dijemput, ada yang takut disuntik, atau pura-pura dahaknya tidak keluar. Yang lucu lagi, sering warga binaan menahan batuk saat diajak mengambil dahak, dan mengatakan kalau dia sudah sembuh dan tidak batuk lagi. Tapi kami tetap sabar. Kami bujuk pelan-pelan, kami beri penjelasan tentang TB dan bahayanya bagi kesehatan. Biasanya warga binaan bisa mengerti.”

Masih menurut Ali Sadikin, ada keuntungan tersendiri dirinya dilibatkan dalam kegiatan survey batuk ini, “Secara pribadi saya jadi lebih banyak tahu tentang penyakit TB. Hal yang sebelumnya sama sekali tidak pernah terbayang dalam pikiran saya,” jelas Ali, yang sudah 6 bulan bergabung menjadi relawan SOS-RUCI.

Yang pasti, seperti dijelaskan dr. Yulius N. Sumarli – Koordinator Klinik Pratama Rutan Klas I Cipinang – bahwa survey batuk pada warga binaan hanya bagian kecil dari penanggulangan TB di lingkungan Rutan Klas I Cipinang, “Nantinya, semua elemen yang ada di lingkungan Rutan akan disurvey batuk, baik itu petugas, tamping, warga binaan, dan juga pengunjung yang sedang menemui keluarganya, tanpa terkecuali. Sehingga antisipasi dan penanggulangan dini penyebaran penyakit TB di lingkungan Rutan bisa cepat terdeteksi dan berjalan efektif,” ujar dr. Yulius, yang juga Pimpinan SOS-RUCI ini.

About SOS RUCI

0 Comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.