Informasi dan Aktivitas Kader Kesehatan SOS RUCI Rutan Klas 1 Cipinang, Jakarta

Profil

dr. Yulius: Merindukan Layanan Berbasis Online dan Realtime

Merindukan Layanan Klinik
Berbasis Sistem informasi Online dan Realtime


Sebagai fasilitas layanan kesehatan yang diperuntukkan bagi petugas dan keluarganya, serta Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Klinik Pratama yang berdiri bersamaan dengan diresmikannya Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas I Cipinang tahun 2008, telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perjalanan waktu. Dan itu, salah satunya tak lepas dari peran dokter Yulius N. Sumarli – Koordinator Klinik Pratama Rutan Klas I Cipinang – yang bergabung di Klinik Patama sejak awal berdiri Rutan.

Dari sosok dokter umum yang low profile ini, Tim HealingNews berhasil mendapatkan berbagai informasi, mulai dari seputar sejarah Klinik Pratama, layanan untuk WBP, macam penyakit yang banyak diderita pasien, gencarnya klinik memerangi penyakit Tubercolusis (TB), sampai kondisi umum dan peran tenaga kesehatan lapangan SOS RUCI, dalam satu kesempatan wawancara panjang di ruang kerja dr. Yulius.

Berikut hasil ‘bincang-bincang’ tersebut, yang disajikan dalam format tanya jawab, antara HealingNews (HN) dengan dr. Yulius N. Sumarli (YS).

Seputar Klinik Pratama

(HN): Selamat pagi, Dok. Bisa dijelaskan tentang Klinik Pratama, dari segi layanan dan fungsinya?
(YS): Selamat pagi. Klinik Pratama Rutan Klas I Cipinang adalah fasilitas layanan kesehatan bagi seluruh petugas dan keluarganya serta WBP Rutan Klas I Cipinang. Klinik Pratama Rutan Cipinang memiliki layanan poli umum dan poli gigi, pelayanan kegawatdaruratan, dan pelayanan rawat inap. Selain itu Klinik Pratama Rutan Cipinang juga melaksanakan program pengendalian penyakit menular TB dan HIV, IMS dan penyakit kejiwaan. Dengan adanya Klinik Pratama di Rutan Klas I Cipinang diharapkan berfungsi untuk memberikan layanan kesehatan seoptimal mungkin dan mengurangi angka kesakitan dan kematian di lingkungan Rutan Klas I Cipinang.

(HN): Apakah Klinik Pratama juga mempunyai poli khusus penyakit tertentu?
(YS): Ada. Poli khusus yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam pengendalian penyakit TB dan HIV. Kedua penyakit ini merupakan penyakit terbanyak yang di derita WBP dan penyebab kematian terbesar. Hal ini juga dilakukan sesuai program kesehatan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang mana mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan.

(HN): Berapa jumlah tenaga medis dan paramedis yang ada? Apakah sumberdaya tersebut sudah mencukupi untuk melayani warga binaan di Rutan Cipinang?
(YS): Kita memiliki 5 orang dokter umum, 3 dokter gigi, 7 perawat. Jika dibandingkan dengan jumlah WBP yang ada sebanyak 3.200 perbulan Januari 2016 ini tentunya komposisi ini dirasa kurang. Namun melalui keterbatasan ini kita tetap berupaya memberikan layanan kesehatan yang optimal salah satu nya melalui pelibatan aktif warga binaan dalam hal kesehatan melalui kegiatan SOS RUCI.

(HN): Agak pribadi, dokter sendiri sejak kapan bergabung di Klinik Pratama? Dan selama di Klinik Pratama, sejak bergabung sampai sekarang, apakah ada perkembangan?
(YS): Saya sudah ada di Klinik Pratama Rutan Cipinang sejak tahun 2008 dimana awal berdirinya Rutan Cipinang ini. Dulu layanan kesehatan kita masih sangat terbatas. Hal itu dikarenakan sumber daya yang terbatas dan juga sarana prasarana kesehatan yang kurang. Namun seiring berjalannya waktu, kita terus membangun Klinik Pratama ini agar lebih baik dan lebih baik lagi dalam memberikan layanan kesehatan yang optimal bagi seluruh WBP Rutan Cipinang. Apalagi hari-hari ini kita memiliki semangat KAMI PASTI yang menunjukkan semangat bekerja dan memberi pelayanan yang semaksimal mungkin dalam segala keterbatasan yang ada. Dan saya optimis bahwa Klinik Pratama Rutan Cipinang ini akan terus lebih baik lagi dalam memberikan layanan kesehatan yang optimal bagi seluruh warga binaan pemasyarakatan maupun petugas dan keluarganya.

Layanan Warga Binaan

(HN): Kalau boleh tahu, penyakit apa yang paling sering dikeluhkan warga binaan?
(YS): Penyakit yang paling sering dikeluhkan warga binaan adalah penyakit pernafasan dan penyakit kulit. Untuk penyakit pernafasan yang terbanyak adalah ISPA dan penyakit TB. Sementara untuk penyakit kulit yang paling sering adalah penyakit scabies yang disebabkan kutu.

(HN): Bagaimana jika ada pasien yang penyakitnya perlu penanganan khusus, misalnya jantung?
(YS): Prinsipnya semua penyakit kita layani dengan baik karena semua penyakit harus di tindaklanjuti sesuai penatalaksanaan penyakit tersebut. Untuk penyakit jantung sendiri kita melakukan edukasi kepada warga binaan tentang gejala dan bagaimana penyakit jantung, kemudian kita juga memiliki obat-obatan untuk penyakit jantung. Untuk kasus penyakit jantung yang tidak dapat kita tangani atau memerlukan penatalaksaan lebih lanjut, kita merujuk kepada rumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Demikian juga untuk penyakit lain yang tidak dapat kita tangani di Klinik Pratama Rutan Cipinang, kita melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan.

(HN): Jika ada warga binaan yang penyakitnya tidak tertangani di Klinik Pratama, bagaimana prosedur lanjutannya?
(YS): Pada dasarnya semua warga binaan berhak mendapat layanan kesehatan yang optimal yang kita lakukan di Klinik Pratama. Namun dalam kondisi kegawatdaruratan kita melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu warga binaan tersebut dapat melanjutkan pengobatan di luar secara elektif atau terencana setelah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal melalui Kantor Wilayah DKI Jakarta.

(HN): Menurut Dokter, apakah jumlah pasien dan jenis penyakit warga binaan yang berobat ke Klinik Pratama dalam satu tahun terakhir ini masih dalam kategori wajar? Bisa dijelaskan?
(YS): Dengan semakin meningkatnya jumlah penghuni tentunya jumlah orang yang sakit juga akan bertambah terutama penyakit menular. Jumlah pasien dan jenis penyakit yang di data oleh Klinik Pratama sesuai dengan kondisi jumlah penghuni yang telah melebihi kapasitasnya. Kami berupaya agar layanan kesehatan itu tidak hanya mengobati yang telah sakit namun juga mempromosikan tentang pentingnya gaya hidup sehat dan melakukan pencegahan-pencegahan penyakit supaya warga binaan dapat tetap nyaman dan sehat selama di Rutan.

Penyakit TB

(HN): Mengenai penyakit TB, dokter tampaknya paling gencar ‘memeranginya’, mengapa?
(YS): Penyakit TB adalah penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Kondisi Rutan yang overcapasity mengakibatkan sanitasi dan sirkulasi terganggu. Semua ini memudahkan penularan penyakit TB diantara warga binaan dan mengakibatkan kematian. Jika hal ini dibiarkan tentunya akan mengakibatkan kerugian yang besar baik terhadap WBP maupun Rutan. Itu sebabnya kita berupaya sebaik mungkin untuk menemukan kasus TB supaya dapat mencegah penularan dan mengobatinya sampai sembuh.

(HN): Kalau di lingkungan Rutan Cipinang sendiri, TB sudah mengkhawatirkan atau bagaimana, Dok?
(YS): Dilihat dari jumlah kematian yang disebabkan penyakit TB tentunya penyakit ini harus dikuatirkan dan diwaspadai. Belum lagi pengobatan yang berlangsung selama 6 bulan memerlukan perhatian lebih kepada mereka agar mereka tidak bosan untuk minum obat tersebut sampai tuntas.

(HN): Adakah dokter punya cara khusus untuk mempersempit penyebaran TB di Rutan?
(YS): Segala cara kami telah lakukan. Rutan Cipinang menjadi pelopor penyediaan ruang isolasi bagi pasien penyakit TB. Ditengah keterbatasan kamar hunian yang ada, atas semangat dan dukungan pimpinan maka Rutan dapat memiliki 2 ruang isolasi. Pertama untuk yang terduga TB dan kedua untuk yang telah didiagnosa TB. Selain itu kita juga berupaya menemukan sedini mungkin penyakit TB ini supaya tidak menularkan kepada orang yang sehat melalui survey batuk. Lagi-lagi kita menjadi pelopor adanya survey batuk di dalam Lapas/Rutan se-Indonesia.

(HN): Apa kendala terbesar ‘memerangi’ penyakit TB ini?
(YS): Kendala terbesar justru lahir dari pasien itu sendiri yang menyangkal bahwa mereka sakit TB, sehingga mereka menolak untuk minum obat. Pernah suatu waktu kita sidak (inspeksi mendadak, red.) ke ruang isolasi ternyata ditemukan banyak obat TB yang tidak diminum oleh mereka. Padahal kita sudah bersusah payah untuk mengobati mereka. Oleh sebab itu kita menggalakan penyuluhan dan informasi tentang bahayanya penyakit TB mulai dari tahanan baru masuk, selama di tahanan maupun menjelang mereka bebas.

(HN): Untuk lingkup Rutan Cipinang, Dokter punya pengalaman berkesan yang berhubungan dengan TB ataupun Klinik Pratama?
(YS): Pengalaman yang paling berkesan adalah saat melihat pasien TB yang tadinya kurus dan batuk-batuk sembuh dari penyakitnya dan gemuk kembali. Pengalaman lain yaitu melalui kegiatan pengendalian TB di Rutan Cipinang, saya dipercaya mempresentasikan kegiatan kita dimana-mana bahkan sampai keluar negeri.

Kondisi Umum Klinik

(HN): Untuk pengembangan Klinik Pratama, Dokter punya obsesi yang belum dan harus terealisasi? Seperti apa?
(YS): Obsesi saya bahwa Klinik Pramata harus dapat memberikan layanan kesehatan yang optimal yang didukung oleh teknologi infomasi yang baik. Bagaimana pasien-pasien yang ada memiliki medical record online sehingga memudahkan untuk mencari status kesehatan mereka bahkan saat mereka bebas, terdata semua kondisi kesehatan nya secara online dan dapat diakses untuk kepentingan lebih lanjut.

(HN): Apa ada program khusus dari Dokter untuk mendukung hal tersebut?
(YS): Sekarang ini telah dikembangkan SDP kesehatan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Melalui SDP Kesehatan ini setiap kejadian medis dan tindakan medis khususnya mengenai penyakit TB dan HIV dapat tercatat dengan baik. Namun demikian kedepannya saya berusaha mengembangkan sistem informasi Poliklinik supaya kegiatan layanan kesehatan mulai dari pendaftaran sampai pemberian obat semuanya dalam bentuk digital dan terekam secara online. Sehingga kapanpun dimanapun saya dapat melihat jumlah pasien yang berobat pada hari dan jam tertentu secara realtime.

(HN): Sedikit menyimpang, bagaimana peran SOS RUCI dalam membantu ‘tugas’ Klinik Pratama khususnya di lapangan? Apakah sudah sesuai dengan harapan Dokter?
(YS): SOS RUCI dibentuk pada bulan oktober tahun 2010 dimana saat itu saya melihat bahwa jumlah tenaga kesehatan kita tidak berimbang dengan jumlah pasien dan penyakit yang ada. Sehingga muncul ide bahwa layanan kesehatan itu bukan hanya tangung jawab dokter tapi juga tanggung jawab semua warga binaan. Kesehatan itu harus dari warga binaan dan untuk warga binaan. Melalui SOS RUCI ini saya melihat bahwa hal itu dapat terwujud.

(HN): Apa harapan dan pesan Dokter untuk petugas kesehatan (Medis, Paramedis & SOS RUCI) untuk lebih berperan dalam membantu ‘menyehatkan’ Rutan?

(YS): Harapannya agar petugas kesehatan selalu menjaga kekompakannya dan semangatnya serta paham apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya sehingga mampu memberikan pelayana kesehatan bagi warga binaan Rutan Cipinang seoptimal mungkin.

***

Source: Dok. Majalah HealingNews 

About SOS RUCI

0 Comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.