Scabies,
sejenis penyakit gatal pada kulit, yang dalam tahun 2015 ini menduduki urutan
ke-2 daftar penyakit terbanyak yang diderita warga binaan di Rumah Tahanan
Negara (Rutan) Klas I Cipinang, setelah penyakit pernafasan. Kalau
diprosentase, mencapai 28% dari total pasien yang berobat di Klinik Pratama Rutan Klas I Cipinang, selama tahun 2015. Untuk
mengenal dan mengetahui lebih lanjut tentang penyakit Scabies, berikut sebuah
artikel yang dirangkum Web SOS-RUCI dari berbagai sumber.
Secara umum, penyakit scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, sejenis tungau
berbentuk bundar dan mempunyai empat pasang kaki. Sarcoptes betina yang berada
di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam
lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam
waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda.
Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel
di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.
Penyebaran penyakit
Scabies disebabkan kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk,
kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar
matahari secara langsung.
Penyakit kulit
scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama (seperti
pada asrama mahasiswa, pondok pesantren, panti asuhan, atau rumah tahanan)
sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh
pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena
apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali
penyakit scabies.
Gejala utama
scabies adalah Pruritus nocturna,
yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan aktivitas tungau ini lebih tinggi
pada suhu yang lebih lembab. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok,
misalnya dalam komunitas yang di sebut diatas, biasanya seluruh anggota komunitas
terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian
besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.
Timbulnya rasa
gatal, karena adanya terowongan pada tempat-tempat yang sering terkena, seperti
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, umbilicus, bokong dan perut bagian bawah. Terowongan ini berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul dan vesikel.
Apa itu Scabies?
Seperti disebut dalam pengantar diatas, penyakit
scabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu
kecil yang bernama Sarcoptes scabiei
varian hominis, ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan
mudah menular melalui kontak langsung atau tidak langsung. Penyakit scabies ini
banyak diderita di masyarakat kita, maka tak heran banyak penamaan untuk
penyakit ini seperti gudik (gudikan), kudis (kudisan), gatal agogo, budukan,
dan lain-lain.
Disebabkan Sarcoptes
Penyakit scabies disebabkan oleh tungau yang
berukuran kecil tak tampak oleh mata telanjang sehingga untuk melihatnya
diperlukan alat bantu berupa mikroskop. Ukuran Sarcoptes (tungau) betina 0,3-0,4 mm, sedangkan Sarcoptes scabei jantan setengah dari
ukuran betina.
Sarcoptes betina yang sudah dibuahi akan tinggal di kulit
dengan membuat liang terowongan pada kulit (lihat gambar), disana ia bertelor
sekitar 40-50 butir telor, dan akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Di luar
kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada suhu kamar.
Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam
terowongan inilah Sarcoptes betina
bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni
sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang
memakan sel-sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal.
Bisa Menular
Karena penyebab scabies adalah kutu, yang dapat
menyebar dari orang ke orang maka scabies mudah menyebar dan menular
baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita, maupun secara
tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah
digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau
Sarcoptesnya. Penularan scabies juga bisa
terjadi secara kontak langsung atau bersentuhan kulit-kulit dan hubungan suami
istri. Maka tak heran jika penyakit scabies ini akan mengenai orang secara berkelompok,
seperti pada asrama mahasiswa, pondok pesantren, panti asuhan, rumah
tahanan, atau satu sekolah.
Kenali Gejalanya
Gejala utama
penyakit scabies adalah gatal pada kulit, terutama memburuk pada malam hari.
Rasa gatal terjadi karena reaksi alergi terhadap tungau. Terjadi secara
berkolompok seperti telah disebutkan di atas.
Gejala scabies atau kudis lainnya
meliputi:
·
Gatal di sela-sela jari dan pergelangan tangan.
·
Gatal pada permukaan luar siku dan di ketiak.
·
Gatal di sekitar perut dan pusar.
·
Gatal Pada bagian bokong dan selangkangan
·
Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan
sisi payudara (pada wanita).
·
Gatal Pada alat kelamin (pada pria).
·
Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-gatal dan
iritasi kulit juga dapat terjadi pada kulit kepala, leher, dan wajah dan
telapak tangan dan telapak kaki.
Penyakit
scabies akan semakin menyebar dan akan semakin memburuk, setelah semakin lama
digaruk dan akan semakin menimbulkan efek yang sangat merugikan kulit yang akan
semakin parah. Terkelupasnya atau memburuknya kulit pada bagian yang terkena
penyakit scabies tersebut, akan menyebarkan atau menularkan virusnya pada
bagian tubuh yang lain.
Apabila
penyakit scabies ini semakin lama dan parah, maka pada bagian yang terkena
penyakit scabies akan dimakan terus oleh tungau sarcoptes, dan akan terus
menyebarkan telur yang sudah menjadi tungau dewasa sehingga akan mengakibatkan
menjadi luka besar pada tubuh yang diserang. Apabila penyakit scabies yang
menular ini terus berlanjut, maka akan menimbulkan penurunan sel darah yang ada
pada tubuh manusia.
Cara Pengobatan
Penyakit
scabies ini tidak akan sembuh dengan sendirinya. Untuk menghilangkannya, dan
agar tidak menyebar kepada orang lain, maka perlu menggunakan obat scabies
berbentuk krim khusus atau lotion yang dioleskan pada kulit. Obat scabies cream
ini mengandung permethrin atau kandungan lainnya.
Oleskan obat
scabies merata ke seluruh permukaan kulit yang gatal, tapi hindari daerah
sekitar mata dan mulut. Setelah dioleskan biarkan, jangan terkena air selama 8
sampai 14 jam (tergantung obatnya) baru kemudian dibersihkan atau mandi.
Antihistamin
(seperti interhistin, cetirizin, dll), krim steroid, atau, dalam kasus yang
parah, pil steroid dan CTM dapat membantu mengurangi rasa gatal. Obat anti
gatal ini diminum sebelum menggunakan obat scabies di atas, tentu hal ini harus
berdasarkan rekomendasi dokter. Jika terdapat infeksi skunder yang ditandai
dengan nanah pada kulit yang gatal, maka diperlukan antibiotik.
Agar pengobatan bisa tuntas, cara
efektif memberantas Scabies diantaranya adalah:
·
Penderita dalam satu rumah/asrama/blok atau komunitas
harus diobati secara bersamaan (serempak), untuk memutus rantai penularan. Cuci
semua pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari sebelum memulai
pengobatan.
·
Jika perlu, gunakan air panas pada bilasan
terakhir sebelum menjemurnya.
·
Bersihkan dengan hati-hati tempat tidur dan
ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang yang memiliki kudis atau gudikan.
Apakah
penyakit Scabies bisa kambuh kembali? jawabannya bisa iya. Oleh karena itu,
untuk mencegah infeksi berulang, yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan
diri dengan mandi teratur, berganti pakaian bersih setiap hari, dan juga
mencuci pakaian, seprei dan selimut yang dipakai secara rutin dengan bersih,
yang bertujuan untuk membunuh tungau yang ada.
Jika
diperlukan, segera berobat ke dokter atau klinik terdekat, agar dapat
ditentukan bahwa keluhan Anda adalah benar-benar scabies.
***
0 Comments:
Posting Komentar