Untuk mendapatkan ‘tenaga lapangan’ yang
handal dalam pengumpulan dahak yang berkualitas, dipandang perlu untuk segera
dibentuk Sputum Inspector, yang sepenuhnya diambil dari Tamping Kesehatan (Anggota
SOS). Nantinya, mereka akan dilatih untuk mendampingi petugas paramedis dan medis
dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pengumpulan dahak dari warga binaan
yang dianggap suspect Tuberculosis (TB).
Yang akan dilatih untuk menjadi tim
sputum inspector direncanakan berjumlah 7 orang. Mereka yang terpilih menjadi Sputum Inspector akan mendapat tugas utama memberi penyuluhan kepada pasien suspect TB, yaitu bagaimana cara pengeluaran dahak yang benar. Sputum Inspector akan memandu pasien
mengeluarkan dahaknya di sputum booth (bilik sputum) yang telah disediakan,
lalu memeriksa kualitas sputum yang dikeluarkan.
Sampel harus berupa sputum (dahak),
bukan saliva (air liur). Bila sampel encer dan berbuih, kemungkinan adalah air
liur, maka pasien akan diminta sampel ulang. Pada tahap ini, pasien diminta
minum air putih hangat terlebih dulu, sekaligus Sputum Inspector mengajarkan
cara mengeluarkan dahak yang benar. Setelah dahak dikeluarkan, maka dahak akan
diantar ke laboratorium untuk dilakukan fiksasi, dan pasien suspect TB
dikembalikan lagi ke ruang isolasi.
Kegiatan ini diharapkan bisa lebih
membantu petugas medis untuk mendapatkan data valid tentang perkembangan
penyakit TB yang ada di Rutan Negara Klas 1 Cipinang, dan lebih memudahkan
petugas medis didalam menangani dan mengobati warga yang terkena TB.
0 Comments:
Posting Komentar