Sebagai
upaya meminimalisir penyebaran penyakit TB (Tuberkulosis) di
Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Poliklinik Rutan Pratama Klas I Cipinang,
Jakarta Timur, mencanangkan program penanggulangan TB, yang disebut dengan Tem-PO. Program Tem-PO (kependekan dari
Temukan, Pisahkan, Obati sampai
sembuh), dilaksanakan secara berkisambungan, dengan melibatkan semua unsur yang
ada, yaitu warga binaan (WBP), Tim Kesehatan Lapangan (SOS) dan Tim Medis
Klinik (Dokter dan Perawat).
Dalam
pola kerjanya, TemPO lebih
mengedepankan unsur proaktif dari petugas lapangan. Yaitu dalam setiap
observasi lapangan, berupa pendataan rutin harian (sore dan malam hari) ke
kamar dan blok warga binaan, petugas SOS melakukan pencatatan pada warga yang
terindikasi sakit dan disarankan untuk berobat ke poliklinik keesokan harinya,
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sebagai deteksi dini, pencatatan ini
lebih ditekankan pada warga binaan yang sakit batuk, berjalan bersamaan dengan
program survey batuk yang sudah dijalankan terlebih dulu.
Pada
proses pendaftaran warga binaan yang akan berobat ke klinik, proses “Temukan”
dimulai. Dengan cara petugas Triase
mendata pasien berdasarkan sakit yang dikeluhkan, yaitu batuk dan non-batuk. Jika
ditemukan pasien dengan keluhan batuk, akan dilakukan pemilahan atau proses
“Pisahkan”. Khusus untuk pasien dengan keluhan batuk, petugas Triase (SOS) akan
memberikan masker dan edukasi tentang etiket batuk dan tanda-tanda batuk yang
mengarah pada gejala TB. Dalam proses ini pula petugas Triase akan memberikan
tanda berupa stempel Tem-PO di tangan
pasien, untuk mendapatkan prioritas pengobatan terlebih dahulu di klinik.
Dari
hasil pemeriksaan di klinik, akan diketahui seorang pasien terkena suspect TB atau tidak. Untuk pasien yang
hanya sakit batuk biasa, akan diberikan obat sesuai dengan jenis batuknya.
Sedang untuk pasien yang positif terkena suspect
TB, akan dilakukan tindakan lebih lanjut yaitu dipisahkan dan masuk pada ruang
isolasi (I.6). Pada tahap ini, akan dilakukan pemeriksaan dahak pasien, untuk
mengetahui apakah pasien positif terkena TB atau tidak. Jika pasien positif TB,
maka akan masuk ruang isolasi khusus (I.5), dan pada tahap inilah proses “Obati
sampai sembuh” mulai dijalankan. Sedang untuk pasien yang non-suspect TB, akan dikembalikan ke blok asal, tetapi tetap dalam
pengawasan tim program Tem-PO.
Untuk
pelaksanaan program Tem-PO ini, langsung dibawah pengawasan Dr. Yulius N. Sumarli, Kepala Tim Dokter
Klinik Pratama Rutan Klas I Cipinang, dan mulai berlangsung sejak minggu ke-4
bulan Oktober 2015.
***
0 Comments:
Posting Komentar